Kecewa
Mungkin perasaan kecewa ini hanya bisa dirasakan oleh sebagian Guru Wali kelas yang paham betul anak didiknya.
Padahal baru-baru ini, aku sudah mulai bangga, anak didikku sudah mulai ada perubahan. Aku melihat api semangat yang membara di mata mereka.
Aku tak melarangnya menikah, namun aku menekankan kepada mereka menikahlah minimal setelah lulus SMA.
Satu tahun lebih mengajari mereka, hampir setiap pertemuan, aku selalu berpesan kepada mereka, "jangan pacaran" "nendek merarik kocet".
Namun kembali lagi, ada budaya (tradisi) masyarakat disana yang sudah siap menggampar opiniku esok. Dan malam ini, sebaiknya pasrah saja.
Sesosok siswiku yang terbaik menikah, akan ada yang kurang disetiap ketidakhadirannya. Keaktifannya dikelas membuatku ingin terus belajar dan belajar.
Malam ini aku sangat kecewa dengannya. Padahal, tadi pagi, aku berpesan kepada mereka, "anak-anakku, sekolah itu gratis, SMA itu gratis, kuliah itu gratis, dengan syarat jagan malas", jangan langsung nikah kocet".
Inilah, aku merasa hanya mengandalkan "sekolah" itu tidak berguna, "sekolah" tidak akan berguna, tidak ada kerja sama antara pemerintah dan masyarakat yang terjalin selama ini.
Terlalu sibuk membahas kurikulum, namun lupa ada yang lebih penting.
Post a Comment for "Kecewa"