Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Antara Kita dan Perbedaan


Akhirnya saya menulis tentang hal ini, terasa kaku memulainya dulu.
Masih banyak yang harus dialami, pengalaman minim, ilmu yang sangat sedikit. Terasa takut untuk mengutarakan.

Namun malam ini, kuserahkan tangan ini melaksanakan tugasnya. 

"Antara Kita dan Perbedaan"

Aku tidak mempermasalahkan seseorang yang merasa "paling benar", karena aku sampai sekarang merasakan hal itu. 

Aku yakin, setiap orang memiliki "perasaan paling benar" di lubuk hati dan dimensi otaknya.

Aku rasa, itu adalah fitrah semua manusia, tahap terdasar yang harus di lalui.

Namun, terkadang "perasaan paling benar" itu membuat perpecahan, tak luput dari lapisan terkecil.

Seorang anak yang merasa benar di depan orang tuanya, hingga ia lupa siapa yang mengajarkannya berbicara dan berjalan. 

Disisi lain, orang tua lupa kalau anaknya tumbuh dan berkembang tidak lain hanya ingin menunjukan dirinya. Siapa lagi yang akan mendengarkan?

Membawakan dalil-dalil shohih, namun lupa cara menyampaikannya dengan baik.

Aku tidak mempermasalahkan dalil. Aku mempermasalahkan cara menyampaikannya.

Walau secuil, aku mempelajarinya. Namun, tak ku temukan dalil yang mengatakan "sampaikan sesuatu itu dengan keras".

Ada lembah lembut di dalamnya, bahkan Dia memerintahkan utusanNya untuk lembah lembut kepada yang mengakui dirinya Tuhan.

Sekali lagi, aku tak mempersalahkan semua, keras atau lembut, kembali, fitrah kita memang tak mau kalah.

Disi lainnya lagi, ada yang berjalan tanpa panduan, ada yang melangkah tanpa arah yang kuat. 

Sekali lagi, silahkan. Lakukan saja. Semua dari kita memiliki ego perasaan paling benar. Namun aku tak mengutuk hal itu.

"Antara Kita dan Perbedaan"

Lalu apa sebenarnya? Bagiku Tuhan menciptakan perbedaan itu tidak lain bertujuan untuk menyatukan.

Karena perbedaan itulah Tuhan bermaksud agar kita menggunakan otak untuk berfikir. 

Berfikir menemukan golongan-golongan, lalu memilih yang terbaik baginya.

Pada akhirnya, perbedaan memanglah perbedaan, tak ada akhir. Sampai hari penentu itu tiba, dan jawaban telah diperlihatkan.

Selesai.

Dari, penulis yang memiliki perasaan paling benar. 




Lalu Teguh Jiwandanu
Lalu Teguh Jiwandanu [Sahabat yang paling dekat adalah tulisanmu, maka menulislah]
More About Me

Post a Comment for "Antara Kita dan Perbedaan"