Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kumpulan Cerita Para Penerima Beasiswa NTB

1. Raja Fathurrahim Akmaludin

Nama Saya Raja Fathurrahim Akmaludin, saya berdomisili Mataram tepatnya di Jempong, Ampenan Utara.

Saya merupakan salah satu penerima beasiswa NTB bacth 1 tujuan Polandia yang sedang melakukan proses belajar di Vistula University di kota Warsawa. Saya mengambil jurusan Master of Energy Management di Universitas tersebut yang berjumlah 4 semester atau 2 tahun, saat ini saya telah menyelesaikan 2 semester dan sisa 2 semester lagi untuk mmenyelesaikan studi saya di polandia.

Jurusan Energy Management yang saya sedang pelajari di Vistula University bertujuan bagaimana di era-modern saat ini dimana energi merupakan hal yang sangat penting di segala aspek kehidupan, kita diharuskan dapat memanajemen dan memanfaatkanya energi se-efisien dan se-efektif mungkin.

Selama masa perkuliahan kegiatan saya terfokus pada kegiatan belajar dikelas dan oraganisasi mahasiswa yang ada di kampus yaitu APSA (Asian Pacific Student Association). APSA sebagai oraganisasi di Vistula Univeristy banyak mengadakan acara-acara yang salah satunya adalah sebuah seminar yang mengundang duta besar negara-negara ASEAN untuk memberikan pandangan tentang ekonomi,politik, sosial, dan budaya.

Seminar ini bertemakan ASEAN : Challanges and Opportunities yang di laksanakan pada tanggal 8 mei 2019 yang lalu dan saya berkesempatan menjadi salah satu dari panitia penyelenggara acara tersebut.

Seminar tersebut menjadi salah satu momen dimana ibu duta besar Indonesia untuk Polandia ibu Situ Maulidiah bersama representatif dari filipina dan di temani oleh chancellor dan rektor dari Vistula University. Perkuliahan di Vistula Univesity untuk semester kedua berakhir pada akhir bulan April 2019 yang menandakan bahwa setelah itu merupakan musim panas.

Pada muim panas yang lalu tepatnya pada tanggal 6 juni 2019 saya berkesempatan mengikuti Summer School untuk mahasiswa Energy Management, kegiatan tersebut diadakan kurang lebih selama 10 hari yang berlokasi di danau terbesar di polandia yang bernama Ogonki.

Dalam kegiatan Summer School kami dilatih Team Builing dan Leadership serta di dua hari terakhir ada semacam seminar pelatihan kecil tentang Build Your Career.

Setelah selesai melakukan summer school, saya berkesempatan untuk bekerja di MARBA International yang merupakan suatu perusahaan pembuatan sabun selama hampir 3 bulan yang terletak di Zieola Gora berbatasan langsung dengan Jerman sembari menunggu waktu kegiatan perkuliahan yang di mulai pada bulan Oktober 2019.


2. Ray Sastri

Ray Sastri, penerima Beasiswa NTB di China.

Masih pagi waktu itu ketika saya tiba di Shanghai. Semalaman di pesawat saya tidak bisa memejamkan mata. Hati dan pikiran sama-sama bergetar tak karuan, sibuk menduga-duga apa yang akan dialami setelah ini.

Kedatangan ke China ternyata tidak semulus yang saya bayangkan. Bukan. Bukan tentang administrasi atau kelengkapan dokumen melainkan tentang omongan orang. Beberapa waktu yang lalu isu-isu negatif tentang China kerap meramaikan media sosial di Indonesia. Hal ini cukup membuat sebagian orang berpandangan negatif dan secara tidak langsung juga mempengaruhi pandangan orang tentang saya. Beberapa orang bertanya kenapa saya memilih China, apakah saya mendukung penindasan terhadap kaum muslimin, apakah saya telah dirasuki paham komunis, dan sebagainya. Pertanyaan seperti ini datang dari banyak orang termasuk orang yang tidak saya kenal sekalipun. Harus saya akui bahwa hal ini sempat membuat saya down. Tetapi sungguh, waktu pertama kali mendaftar beasiswa, yang ada dibenak saya hanyalah saya ingin sekolah.

Pikiran-pikiran buruk yang ada di dalam kepala saya mendadak buyar ketika melihat kota Shanghai. Mulut saya ternganga layaknya seorang anak kampung yang baru datang ke ibukota. Selama ini saya melihat Shanghai hanya dari film-film kungfu yang laris ditonton masyarakat Sumbawa, kampung halaman saya. Iya, saya menduga bahwa dia lebih besar dari Jakarta, tetapi tak pernah saya duga akan sebesar itu. Besar sekali. Bahkan lebih besar dari cita-cita kami para mahasiswa baru.

Butuh waktu empat jam naik bus dari Shanghai ke Zhenjiang, sebuah kota kecil yang akan jadi rumah kami selama empat tahun kedepan. Sepanjang perjalanan, saya bisa merasakan aura dari sebuah negara dengan populasi 1,4 milyar jiwa. Gedung-gedung apartemen tinggi berdiri kokoh sejauh mata memandang.  Ada satu hal yang membuat saya senang. Jalan rayanya lebar dengan jalur bersepeda di kiri kanan jalan. Tidak ada polusi udara dan suara dari knalpot sepeda motor karena mereka menggunakan bahan bakar listrik.

Di kampus saya, Jiangsu University, ada lebih dari 2000 orang mahasiswa internasional. Umumnya mereka datang dari negara-negara sedang berkembang di kawasan Asia, Afrika, Eropa Timur, dan Amerika Latin. Sering kali ketika sedang berkenalan mereka bertanya, kamu tahu tidak negaraku dimana. Ya, hampir semua saya tahu. Ada yang dari Papua Nugini. Tentu ini saya hafal karena bertetangga dengan Indonesia. Ada dari Vanuatu. Ini saya tahu dari video viral diplomat cantik kita di sidang PBB. Jangan ditanya tentang negara ASEAN, saya hafal sampai dengan nama mata uangnya. Maklum dulu waktu SD saya disuruh menghafal buku RPUL. Tapi ada satu yang bikin saya kikuk dan saya tidak tahu harus menjawab apa, Lithuania. Saya bahkan dengan bodohnya balik bertanya itu ada di bagian Asia atau Eropa ya.

Bertemu dengan teman-teman dari berbagai negara membuat saya berpikir ulang tentang berbagai hal, tentang fisik misalnya. Saya tidak lagi mendefinisikan cantik itu sebagai berwajah mulus tanpa flek hitam. Toh orang dari Afrika semua badannya hitam dan mereka baik-baik saja. Rambut bagus itu juga bukan yang hitam lurus dan tebal. Oang Rusia berambut pirang bergelombang dan mereka cantik. Soal pakaian, saya tidak lagi pusing matchingin ini itu karena orang India dengan baju yang tidak disetrika saja tetap keren. Begitulah. Saya menjadi terbiasa melihat hal-hal yang berbeda. Menjadi terbiasa melihat seseorang bukan dari fisiknya, melainkan dari kepribadiannya.

Tentang agama, saya tidak terlalu khawatir karena saya tidak sendiri disini. Setiap tahun ada ribuan orang dari Pakistan datang ke China untuk kuliah. Mahasiswa dari Mesir, Sudan, Maroko. dan kawasan Asia Tengah pun hampir semuanya  muslim. Memang tidak bisa dipungkiri kalau China agak ketat masalah beribadah di tempat umum. Tapi itu berlaku untuk semua agama, bukan hanya Islam saja. Meskipun adzan tidak bisa berkumandang, setidaknya kita masih bisa sholat di masjid atau di asrama. Mencari makanan halal pun tidak susah. Warung makan halal bisa ditemui di hampir setiap komplek pertokoan. Pemiliknya biasanya berasal dari Xinjiang, daerah dimana etnis Uyghur berada. Kadang saya berpikir, jika China membenci Islam, kenapa kaum minoritas muslim masih bisa hidup damai disini?

Kuliah di tahun pertama kami wajib belajar Bahasa China. Selain itu ada mata kuliah Overview of China, seperti PPKn kalau di Indonesia. Mata kuliah lainnya disesuaikan dengan jurusan yang diambil. Saya hanya perlu mengambil mata kuliah multivariat statistik dan ekonometrik, sesuai bidang yang saya tekuni. Setelah itu ditahun kedua sudah bisa memulai riset dan menulis disertasi. Apakah saya belajar tentang komunis? Oh tentu tidak. Republik Rakyat China memang berideologi komunis, tapi itu mereka keep untuk diri mereka sendiri.

China adalah negara yang ambisius dan cita-citanya terlalu tinggi dalam hal ekspansi ekonomi. Tapi setinggi apapun itu, kan setiap orang berhak punya cita-cita. Jika diibaratkan sebagai manusia, China juga pasti punya sisi baik dan sisi buruk. Tapi untuk apa kita membicarakan keburukannya jika kita bisa mengambil hikmah dari sisi baiknya. Dalam pandangan saya pribadi, China itu lebih seperti seorang kakak yang memeluk erat adik-adiknya. Dia merangkul semua negara sedang berkembang untuk bisa maju bersama-sama.

Dari tepi sungai Yangtse,
Ray Sastri

3. Suhayatman
Tak Muda Lagi, Pak Suhayatman Tetap Memiliki Semangat yang Tinggi Untuk Menempuh Penidikan di Negeri Jiran Malaysia

Sebenarnya saya akan menceritakan kisah pribadi saya sejak mendaftar sebagai calon Awardee LPP NTB hingga hari ini,tapai kareba waktu yang sangat terbatas karena banyak tugas yang harus saya sekesaikan untuk menyesuaikan diri dengan para mahasiswa yang sudah duluan mengikti kelas atau mata kuliah yang pada hari ini masuk minggu keenam masa perkuliahan semester satu (1).

Mengingat dua atau tiga minggu hadapan (bahasa malaysia) atau tiga minggu kedepan perkuliahan atau kelas cuti/libur,dan pada saat saya menulis ini sebebarnya ada rencana agenda untuk pergi ke Kuala Lumpur untuk mengikuti sebuah acara penting yaitu akan mendengarkan Tausiah Syseh TGB pada acara puncak hari santri dan patayat NU Di Hotel Adamson Coket KL.Karena ada sesuatu dan lain hal beliau batal hadir,maka kesempatan ini saya gunakan untuk menulis cerita unik saya hari.

Alkisah saya mulai dari salah seorang teman yang memberikan saya informasi,dia berkata bahwa bapak (sapaan teman saya karena saya paling tua maka saya di sapa dengan bapak walaupun satu level dalam kuliah) pada hari sabtu tanggal 19 Oktober 2019,dapat kelas atau jadwal sendiri,maksudnya tidak bersama seperti biasa walaupun satu jurusan tetapi mode yang di ambil berbeda dan mata kuliah pun berbeda ,saya sedikit hairan (malaysia) atau heran bahkan degdegan,karena saya berpikir siapa yang membantu saya jika nanti penyarah (malaysia) atau penyaji/pemarei menggunakan Englis full,tapi rasa hawatir hilang karena semangat dan tekad belajar yang tinggi.

Pagi ini saya bangun terlambat tidak seperti biasanya,saya bangun jam 02.00 atau jam 03 atau paling lambat sebelum/menjelang subuh sekitar jam 05.00 atau lebih karena waktu subuh sekitar jam 05.43,akibat pulang larut malam mengikuti kelas atau jam belajar dari jam 15.00 s/d 21.00,namun karena bus kampus terlambat datang sehingga kami pulang sekitar pukul 24.00,sampai di kos jam.01.00 karena dari kampus lama atau tempat turun bis saya harus jalan lagi,lebih kurang 3 km,sampai di kos istrahat makan cuci piring dan merapikan peralatan dapur dan bersih,mandi dan sholat Isa hingga pukul 01.30,ini menambah kepenatan saya sehingga saya terlambat bangun sekitar jam 05.49.langsung mengambil air wudlu dan sholat kemudian baca bebrapa surat Al-Qur’anul Karim. Lalu bergegas kekamar mandi,mencuci 3 potong pakaian yang sudah kotor supaya tidak menumpuk,sebelum itu saya cuci alat masak , sambil saya masukan sebutir telur untuk sarapan pagi.Kemudian setelah itu saya mandi,setelah mandi bergegas pasang pakaian,dan mempersiapkan perlengkapan kuliah,setelah rapi saya lihat jam sudah pukul 07.30,terkejut karena waktu sudah mepet kaerena jam kuliah jam 08.00,saya bergegas berangkat tidak sempat sarapan,hanya makan 2 potong roti tawar tambah sedikit susu yang di beli sama teman sekamar dan sampai saat saya menulis ini belum sempat minta keridoannya,walaupun kami seperti bersaudara semua yang ada di ruangan itu milik bersama,tapi saya merasa berat memakannya kalau tidak di persilahkan.

Jam terus berputar saya degdegan lagi takut tetlambat,ruangan belum tau tempatnya walaupun sudah tau belokny,tapi ruangannya belum tahu. Dengan membaca Bismillahitawakkaltualallah,saya berangkat denga memanggul sebuah tas pemberian pihak pakulti,yang berisi sebuah leptop dan perlengkpan kuliah lainnya,serta di lengkapi sebuah payung. Saya berjalan dengan langkah yang berbeda dengan biasanya,biasanya saya menggunakan kecepatan 40 sampai 50 cm/langkah,untuk hari ini saya gunakan kecepatan 80 s/d 90 cm / langkah. Sampai di halt atau tempat naik turun bis udah banyak teman – teman yang kekampus baru sudah menunggu.Karena bis belum datang saya duduk sambil menunggu kedatangan bis,dalam hati kbawatir lagi jangan – jangan saya terlambat.

Tidak lama kemudian datanglah bis,tanpa banyak pikir saya bergegas naik bis pada urutan pertama,tapi saya sedikit malu,saking paniknya tak terpikir bahwa dari dalam bis ada yang turun,sekejak ada yang mau turun, o ya jawab saya sambil menyembunyikan malu,setelah turun dari bis,sayapun bergegas naik pada urutan pertama dan duduk di kursi terdepan.

Sesampai di kampus saya susuri belok demi belok bangunan kampus,yang begitu luas dan megah,saya tengok bilik demi bilik**,dari pintu kepintu,kutemukan bilik yang kucarik dan kutengok lewat balik kaca pintu sudah kuliahat banyak orang yang tak pernah kulihat dan belum kukenal.Saya sedikit malu untuk masuk apakah bebar ini ruangan yang kutujukan,karena saya melihat beragam mahasiswa dengan bentuk tubuh,warna kulit yang beragam.Saya buang rasa malu dan segan saya ,lalu saya dorong pintu hingga terbuka lebar,seraya mengucapkan Assalamualaikum Warahmatullahiwavarakatuh, kemudian di jawab oleh para mahasiswa yang islam barangkali karena saya belum kenal dengan jawaban khas malaysia kum salam,barangkali kedengarannya sahaja (melayu) mungkin sebenarnya mereka menjawab Waalaikumussalam,tapi mungkin karena saking cepat mereka ngomong kedengarannya kum salam ,semoga demikian adanya.

Setelah di dalam ruangan saya tanya salah seorang dari mereka lelaki yang besar dan kekar dengan bahasa melayu benarkah ini kelas Dr.Suppiah Nachiappan,sambil saya menunjukkan Jadwal yang sudah saya tulis yang di berikan teman sejurusan tapi beda mode,dia bilang benar,dan mempersilahkan saya duduk,kebetulan tempat saya bertanya,yang duduk paling belakang,karena yang duduk di depan perempuan semua jadi saya agak canggung bertanya pada perempuan kalau ada laki – laki. Kemudian saya duduk di korsi paling belakang bagian kiri lurus dengan podium,yang di depan di mana podium ini di gunakan oleh para pencerah*** atau para prosentator menyampaikan persentasi,yang di lengkapi denga fasilita pembelajaran yang lengkap dan otomatis.

Saya dudu di samping wanita paruh baya sembari berkenakan singkat,bahwa dia seorang dari India.Saya duduk terdiam sambil menatap ruangan,dan seisinya,dan sambil berkata dalam hati debgan perasaan lega bahwa walaupun sedikit lambat pembelajaran belum mulai dan ada satu dua orang mahasiswa yang datang setelah saya.

Taklama kemudian datanglah seorang laki – laki yang sudah agak tua,kemudian dalam hati bertanya,inikah disen yang bernama sesui dengan jadwal yang saya tulis,karena di dalam pikiran saya melihat namanya kalau biasanya di daerah saya nama itu perempuan,ternyata sangkaan dan pikiran saya salah.Sebelum laki -laki itu berbicara saya berpikir lagi barang kali di ganti atau wakilnya.my think salah lagi,setelah dia berbicara,dari ucapan selamat pagi dan salam sejahtra,langsung mengecek kehadiran,dan menyinggung materi dan tugas barulah saya bisa pastikan bahwa beliau adalah Pensarah yang ada di dalam jadawal. Awalnya beliau tidak melihat dan memperhatikan saya,setelah mengecek dan memandang satu persatu mahasiswa di dalam ruangan,tertujulah pandangan beliau keseorang tua ubanan,langsung menyapa,baru ke..lalu saya jawab ya,,langsung nanyak nama alamat dan setelah saya jawab,kalu beliau minta dan mempersilahkan saya duduk barisan korsi yang paling depan,dan melanjutkan perkenalan lebih detil,beliau bertanya menggunakan bahsa mana melayu or inggris saya jawab melayu.setelah beliau bertanya beberapa hal termasuk keterlanbatan saya sampai di malaysi,beliau sedikit menyinggung birokrasa prosudur kedua negar Indonesia dan malaysia soal prosudur dan acministrasi,dan beliau memakluminya.

Kelegaan yang rasakan pada hari ini yang kedua kalinya setelah dialog dua bahasa Inggris dan melayu bisa di gunakan Alhamdulillah kegundahan atau dugaan saya berbalik dengan kenyataan,beliau sangat ramah dan baik hati walaupun kepercayaan kita berbeda,beliau adalah serang dari India penganut Agama Hindu.Beliau juga dengan ramahnya..Eh tadi saya lihat di jalan bawa tas tak tau kalau bapak masuk kelas saya,kalau saya tau mau kelas saya,maka bapak saya ajak kita bersama,beliau juga akan memberikan saya buku,yg tak kalah bijaksananya adalah dia bilang masuk dah kelompok ini,sambil beliau tertawa berkata supaya tak payah buat tugas yang di beri selam enam minggu ini.Eh banyak beliau tanyakan ,tentang daerah saya tentang pulau lombok,sampai pulpen yang saya pakai dan sempat di pinjam,dan beliau menanyakan bahwa pulpen yang saya pakai itu saya bawa dari Indonesia,saya bilang tidak ini produk malaysia, lalu tertawa ,ah saya tak mau pinjam lagi saya pikir di bawa dari Indonesia,ucap beliau sambil tertawa lucu.

Perkenalan di lanjutkan,walaupun sudah enam kali pertemuan beliau masih lupa – lupa ingat mahasiswa yang ikut di kelas beliau,mungkin sekali gus memperkenalkan saya yang,baru. Dari perkenalan ini,saya bisa tangkap sementara bahwa,teman teman saya satu room itu terdiri dari etnis Melayu/Malaysia,Cina,India dan Yordania. Pembahasanpun berlangsung,dan Alhandulillah dengan menggunakan dua bahsa saya nyaman dengan nateri yang di sampaikan. Penbelajaranpun berahir,sambil saya merogoh kantong tas, saya keluarkan plesdic ,saya minta untuk mengkopy file materi yang di sampaikan,saya kedepan untuk mengabil file di susul oleh teman teman yang lain. Setelah itu saya menanyakan ,materi selama enam kali pertemuan,sambil perkenalan lebih dekat dengan teman teman sekelas terutama penanggung jawab kelas atau ketua kelas,ketua kelomlok dan anggota dan lain lain,teman yang paling dekat dengan saya sementara adalah kelompok yang sudah di tentukan oleh sang pensarah atau dosen,salah seorang di antaranya pasuteri yang bernama kalo tidak salah nananya Kairo dari Kuala Lumpur,stelah saling tukar nomir hp kamipun berpisah. Sambil melihat jam di handphon saya jam sudah menunnjukan jam 10 lebih saya berpikir masih ada waktu untuk sholat duha yang tidak sempat saya kerjakan tadi pagi karena waktu kuliah.Lalu saya bergegas kemasjid,sambil beroikir tentang rebcana ke Kekuala Lumpur menghadiri Tausiah TGB.Seusai sholat duha,saya duduk sebentar,sanbik menghela napas,lalu sambil handphon,untuk melihat info tetang rencan kami akan Ke KL,berhubung sejak saya sampai kekos WA tudak aktif lagi,karena jaringan iterbet tidak ada di handphon saya,karena belum sempat beli kartu malaysia.Setekah saya buka HP,ternyata kedatangan TGB batal,info di sampaikan Oleh H.Irzani,M.Si via Whatshap,antara lega dan duka saya rasakan,lega karena monennya yang kurang teoat secara peribadi saya,karena sedang banyak tugas dari fakukti,karna mengejar nateri yang ketinggal selam lima kali pertemuan,dukanya sangat di sayangkan karena sudah di agendakan dan di publikasikan,lantas bagaimana kecewanya panitia dan jamaah sang siap menyambut dan mebdengarkan kata -kata suci beliau.

Saya lanjutkan kisah saya hari ini,setelah sholat duha saya mulaikan tulisan ini,stelah bebrapa alinia azan zuhur berkumandang,menulis saya hentikan ,hp saya matikan dan bergegas untuk mekaksanakan sholat zuhur berjamaah,tulisan akan saya lanjutkan setelah zuhur.Usai sholat zuhur saya tutup dengan sunah ba’diah,menulis tidak saya lanjutkan,karena perut terasa keroncongan karena tidak sarapan,maka saya bergegas menuju kantin,untuk ngisi perut dengan nasi putih,dengan lauk seadanya,biasa saya bayar RM.3.5,tetapi sesampai saya di sana,malang kantin tutup yang memang sudah saya duga,karena saya lihat korsi kantin itu tersusun sebagian,semakin dekat dengan kantin,memang ada orang lagi makan,apakah itu pemilik kantin atau mahasiswa yang bawa bekal,yang pasti kantin restsurant atau kede itu tutup. Maka saya berpikir untuk mencari di tempat lain di sekitar gedung – gedung megah tersebut,sambil berpikir tapi ada tidak yang seharga RM 3.5 tersebut,karena bisa ssya makan di tempat lain baik di kampus lama rata RM.5- 6 paling murah,sambil berjalan mencari my tink,kalo saya makan lebih dari RM.3.5,takut anggaran bulsnan tidak cukup karena anggaran sangat terbatas.Berfikir sambil berjalan kalo saya makan di kos paling hitungannya kurang dari RM.3,ahirnya saya simpulkan mana duluan apkah saya temukan penjual nasi atau apa saja untuk ngisi perut,atau yang duluan saya temukan bis,yang biasa mengangkut para mahasiswa,ternyata tanpa di duga tiba datang bis dari barat saya masih berada luar halt sedang berjalan, jika bis ini berhenti maka saya naik,ternyata di luar dugaan lagi bis berhenti memang dengan ragu – ragu saya mebggerakkan telunjuk saya kearah bis,dan langsung saya naik,sopir bertanya ke PT kah maksudnya ke kampus lama,saya jawab ya, di dalam bis ternyata,teman -teman satu bangsa satu bahasa dan satu daerah,bispun melaju dengan kencangnya dan semua kendaraan di malaysia tidak ada yang jalan pelan karena infrastruktur jalan yang bagus tidak ada macet seperti Jakarta dan kota lainnya di Indonesia.

Selanjutnya setelah sampai di tujuan di halt,sebebarnya sebelum sampai di halt saya bisa tekan tombol stop ,supaya saya jalan tidak terlalu jauh,tapi sedikit lupa di tambah perasaan tidak enak,karana naik tadi bukan pada tempatnya,masak turun juga,bukan pada tempagnya,ahirnya saya turun dari bis,kemudian jaki dengan kecepatan biasa 40 cm/langlah sampai 50 cm/langkah karena tidak ada yang harus saya kejar.Awalnya tadi agak mendung tetapi setelah beberapa langkah mendung pun hilang trik panaspun menghadang, di tambah salah jalur,karena salah perkiraan,berpikir untuk mencari jalan pintas,ternyata menemukan pembatas,ahirnya saya balik arah,dengan mencari jalan yg lebih dekat yang saya ketahui,yakni dengan menyeberang lapangan yang luas,yang luas kurang lebi 4 ha atau 400 x400 meter kalau saya hitung dengan langkah sekitar 800 s/1000 langkah. Berjalan dengan menggelar payung untuk sampai keujung,sambil menghilangkan rasa bingung,sampailah saya di lapangan paling ujung,jalan rayapun terhubung,saya tetap menggunakan payung akibat langit di tinggalkan mendung,trik mataharipun,terasa menyengat tapi tudak menyurutkan saya punya semangat. Sampailah saya di kos,teman teman memoersilahkan saya makan dan minum,saya pun melihat tempat nasai yang di saya gunakan masak tadi pagi,hanya terlihat nasi dan telur rebus bersama nasi,saya pun makan dengan sebutir telur dan teri yang di gireng oleh teman kamar sebelah,yang di ambilkan oleh salah seorang teman di kamar.Saya pun makan dengan lahap walau hanya dengan sebutir telor dan beberapa ekor teri tanpa garam dan sambal.setelah makan saya lanjutkan tulisan ini ,Asarpun tiba,tulisan saya hentikan,lalu sholat asar,setelah sholat asar,lanjut menulis,waktu maribpun tiba,saya sholat lalu memasak,dan cerita saya selesai sampai waktu Isa,tiba…sayapun sholat Isa,,,,,,sampai disini kisahku hari ini tanggal 19 oktober 2019,jumpa di epsode selanjutnya…..


Lalu Teguh Jiwandanu
Lalu Teguh Jiwandanu [Sahabat yang paling dekat adalah tulisanmu, maka menulislah]
More About Me

2 comments for "Kumpulan Cerita Para Penerima Beasiswa NTB"